Showing posts with label Sekolah. Show all posts
Showing posts with label Sekolah. Show all posts

Saturday, September 25, 2021

Ada 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Mesti Diketahui

September 25, 2021
 Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum  Ada 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Harus Diketahui

BlogPendidikan.net
- Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 mempunyai karakteristik yang berlainan dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya. Terdapat 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan pada kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 ialah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini selaku bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya ialah kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, wawasan, dan kemampuan secara terpadu.

Hal ini senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum ialah pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan selaku pemikiran penyelenggara acara pembelajaran untuk meraih tujuan pendidikan tertentu.

Berikut 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Perlu Diketahui :

1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu

Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada permulaan pembelajaran guru tidak berupaya untuk memberi tahu siswa alasannya itu bahan pembelajaran tidak disuguhkan dalam bentuk selesai. Pada permulaan pembelajaran guru menghidupkan rasa ingin tahu siswa kepada sebuah fenomena atau fakta kemudian mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. 

Jika lazimnya aktivitas pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru senantiasa memulai dengan menghidangkan alat bantu pembelajaran untuk membuatkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.

2. Dari guru selaku satu-satunya sumber berguru menjadi mencar ilmu berbasis aneka sumber Pembelajaran berbasis sistem lingkungan

Dalam kegiatan pembelajaran membuka kesempatan kepada siswa sumber berguru seperti info dari buku siswa, internet, koran, majalah, acuan dari perpustakaan yang sudah disiapkan. 

Pada metode proyek, pemecahan dilema, atau inkuiri siswa mampu mempergunakan sumber berguru di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa mempergunakan sumber berguru di sekeliling lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan 

Penggunaan pendekatan ilmiah pergeseran ini menciptakan guru tidak hanya memakai sumber mencar ilmu tertulis sebagai satu-satunya sumber mencar ilmu siswa dan hasil berguru siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, desain acara, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kesanggupan mempraktikan sesuatu yang mampu dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil berguru, tetapi dari kegiatan dalam proses berguru. Yang dikembangkan dan dinilai ialah perilaku, pengetahuan, dan keterampilannya.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu

mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi unsur tata cara yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu ditaruh dalam tata cara yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan.

Oleh sebab itu guru perlu mendesain pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa tolong-menolong, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran tolong-menolong, biar beban berguru siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, acara yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban berguru berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.

6. Dari pembelajaran yang menekankan tanggapan tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi

Disini siswa berguru mendapatkan kebenaran tidak tunggul. Siswa menyaksikan awan yang sama di suatu kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berlawanan-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi bermacam-macam.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif

Pada waktu kemudian pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk ekspresi guru, fakta disuguhkan dalam bentuk berita mulut, kini siswa mesti lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang menciptakan siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa mencar ilmu tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra yang lain.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan fisikal (hardskills) dan keahlian mental (softskills)

hasil mencar ilmu pada rapor tidak cuma melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, namun menyajikan berita menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keahlian membaca, menulis, berbicara, mendengar yang merefleksikan keahlian berpikirnya. Keterampilan mampu juga dalam bentuk kegiatan dalam menghasilkan karya, hingga pada kemampuan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai usulan dan yang yang lain.

9. Pembelajaran yang memprioritaskan pembudayaan dan pemberdayaan siswa selaku pembelajar sepanjang hayat

Ini memerlukan guru untuk menyebarkan pembiasaan sejak dini untuk melakukan norma yang baik sesuai dengan budaya penduduk setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan mempunyai kesanggupan untuk menyesuaikan dengan dengan keperluan mengikuti keadaan pada lingkungan global.

Kebiasaan membaca, menulis, memakai teknologi, bicara yang santun ialah aktivitas yang tidak cuma dibutuhkan dalam budaya lokal, namun berfaedah untuk bersaing dalam ruang lingkup global.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan menyebarkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)

Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi acuan, memberi acuan bagaimana hidup senantiasa belajar, hidup patuh melakukan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi pola, di tengah siswa menjadi sahabat belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh membuatkan pontensi dirinya secara maksimal.

11. Pembelajaran berjalan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan mempergunakan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.

12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa semua orang ialah guru, semua orang adalah siswa, dan di mana saja ialah kelas

Prinsip ini pertanda bahwa ruang mencar ilmu siswa tidak cuma dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa mencar ilmu. Lingkungan sekolah sebagai ruang berguru yang sungguh ideal untuk menyebarkan kompetensi siswa. Oleh alasannya adalah itu pembelajaran
hendaknya dapat berbagi metode yang terbuka.

13. Pemanfaatan teknologi isu dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Di sini sekolah perlu memajukan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa mampu berguru dari siapa saja. Yang terpenting mereka mesti mampu menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan perlindungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi niscaya daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa

Cita-cita, latar belakang keluarga, cara menerima pendidikan di rumah, cara pandang, cara berguru, cara berpikir, keyakinan siswa berlawanan-beda. Oleh alasannya adalah itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu selaku kekayaan yang potensial dan indah bila dikembangkan menjadi kesatuan yang mempunyai komponen keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kerja sama, dan biarkan siswa berkembang menurut potensinya masing-masing dalam koloborasi kelompoknya.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Monday, September 20, 2021

Format Lembar Pengamatan Dan Jurnal Sikap Sosial, Spiritual

September 20, 2021
Format Lembar Observasi dan Jurnal Sikap Sosial Format Lembar Observasi dan Jurnal Sikap Sosial, Spiritual

BlogPendidikan.net
- Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengenali perilaku spiritual dan sosial akseptor ajar yang dapat diamati dalam kehi­dupan sehari-­hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian/kemajuan perilaku akseptor ajar dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku akseptor ajar sesuai butir­-butir nilai sikap dari KI ­1, KI­ 2, dan nilai­-nilai lain yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

Teknik Penilaian

Penilaian sikap dijalankan dengan teknik observasi atau teknik yang lain yang berkaitan, Teknik penilaian observasi mampu meng­gunakan instrumen berbentuklembar pengamatan, atau buku jurnal (yang berikutnya disebut jurnal). Teknik penilaian lain yang mampu digunakan adalah evaluasi diri dan evaluasi antarteman.

Observasi

Penerapan teknik pengamatan dapat dikerjakan memakai lembar pengamatan. Lembar pengamatan merupakan instrumen yang dapat dipakai oleh pendidik untuk mempermudah dalam menciptakan laporan hasil observasi kepada sikap akseptor ajar yang berkaitan dengan sikap spiritual dan perilaku sosial.

Sikap yang diamati ialah sikap yang tercantum dalam indikator pencapaian kompetensi pada KD untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PABP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewar­ganegaraan (PPKn). Pada mata pelajaran selain PABP dan PPKn, sikap yang diperhatikan tercantum pada KI­1 dan KI­2.

Lembar pengamatan yang dipakai untuk memperhatikan perilaku mampu berupa lembar pengamatan tertutup dan lembar pengamatan terbuka.

Lembar observasi tertutup

Ketika menggunakan lembar observasi tertutup, pendidik menentukan secara sistematis butir-­butir perilaku yang akan diobservasi beserta indikator-­indikatornya. 

Lembar observasi terbuka

Ketika memakai lembar pengamatan terbuka, pendidik tidak merencanakan secara sistematis tentang apa yang hendak diobser­vasi alasannya adalah pendidik tidak memfokuskan observasi pada butir­ butir sikap tertentu. Dalam melaksanakan pengamatan pendidik tidak menggunakan instrumen baku melainkan cuma rambu­ rambu pengamatan.

Jurnal

Jurnal lazimnya dipakai untuk mencatat perilaku akseptor latih yang “ekstrem.” Jurnal tidak cuma didasarkan pada apa yang dilihat pribadi oleh pendidik, wali kelas, dan guru BK, namun juga isu lain yang berkaitan dan valid yang diterima dari berbagai sumber.

Perilaku yang dicatat di jurnal yaitu sikap penerima latih yang timbul secara alami selama satu semester. Perilaku penerima bimbing yang dicatat di dalam jurnal intinya yaitu perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan butir sikap yang terdapat dalam faktor perilaku spiritual dan perilaku sosial. Setiap catatan menampung deskripsi sikap yang dilengkapi dengan waktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu dicantumkan tanda tangan akseptor ajar.

Apabila seorang penerima didik pernah mempunyai catatan sikap yang kurang baik, dan jikalau pada kesempatan lain peserta ajar tersebut sudah menawarkan perkembangan perilaku (menuju atau konsisten) baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di dalam jurnal mesti ditulis bahwa perilaku penerima ajar tersebut telah (menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik.

Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap kurang baik dan sangat bagus, namun juga setiap per­ kembangan menuju sikap yang diperlukan. Berdasarkan jurnal tersebut pendidik menciptakan deskripsi penilaian perilaku penerima didik dalam kala waktu satu semester.

Berikut Contoh Format Lembar Observasi dan Jurnal Sikap Sosial, Spiritual : (pdf) UNDUH (doc) UNDUH

Itu ia tentang Format Lembar Observasi dan Jurnal Sikap Sosial, dan Spiritual pada evaluasi perilaku siswa. Semoga berfaedah dan terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan informasi terupdate ihwal guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Sunday, September 19, 2021

Prinsip-Prinsip Dalam Pembelajaran Kontekstual

September 19, 2021
 Pembelajaran kontekstual adalah proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran Kontekstual

BlogPendidikan.net
- Pembelajaran kontekstual yakni proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang mau dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sehingga wawasan yang akan diperoleh siswa yakni wawasan yang utuh yang mempunyai keterkaitan satu sama lain.

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan semirip mungkin dengan suasana “dunia aktual”. Melalui pembelajaran kontekstual dapat menolong guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan suasana konkret, sehingga mampu menolong siswa untuk mengerti bahan pelajaran.

Suprijono, menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan rancangan yang menolong guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia konkret dan mendorong siswa membuat kekerabatan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka selaku anggota keluarga dan masyarakat. 

Penjelasan ini dapat dikenali bahwa pembelajaran kontekstual yakni strategi yang digunakan guru untuk memberikan bahan pelajaran melalui proses memberikan dukungan kepada siswa dalam mengetahui makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya penduduk .

Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada wawasan dan pengalaman atau dunia faktual, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan problem, siswa mencar ilmu menggembirakan, menggembirakan, tidak membosankan, dan memakai banyak sekali sumber belajar.

Pembelajaran kontekstual mempunyai beberapa prinsip dasar. Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran kontekstual ialah sebagai berikut :

Pertama; saling ketergantungan, artinya prinsip ketergantungan merumuskan bahwa kehidupan ini merupakan sebuah tata cara. Lingkungan belajar ialah tata cara yang mengitegrasikan banyak sekali unsur pembelajaran dan komponen tersebut saling mempengaruhi secara fungsional. 

Kedua; diferensiasi, yakni merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam dari realitas kehidupan di sekeliling siswa. Keanekaragaman mendorong berpikir kritis siswa untuk memperoleh relasi di antara entitas-entitas yang bervariasi itu. Siswa  mampu mengerti makna bahwa perbedaan itu rahmat.

Ketiga; pengaturan diri, artinya prinsip ini mendorong pentingnya siswa mengeluarkan seluruh kesempatanyang dimilikinya. Ketika siswa menghubungkan bahan akademik dengan konteks keadaan langsung mereka, siswa terlibat dalam aktivitas yang mengandung prinsip pengaturan diri. 

Selanjutnya, Sumiati dan Asra, menjelaskan secara rinci prinsip pembelajaran kontekstual selaku berikut :
  1. menekankan pada pemecaham problem
  2. mengenal kegiatan mengajar terjadi pada banyak sekali konteks mirip rumah, penduduk , dan daerah kerja
  3. mengajar siswa untuk mengawasi dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi pembelajar yang aktif dan terkendali
  4. menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa
  5. mendorong siswa belajar satu dengan yang lain dan berguru bantu-membantu
  6. memakai evaluasi asli. 
Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual yang perlu diamati guru, adalah :
  1. merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental sosial
  2. membentuk golongan yang saling bergantung
  3. menawarkan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang mampu berdiri diatas kaki sendiri
  4. memikirkan keanekaragaman siswa
  5. menimbang-nimbang multi intelegensi siswa
  6. memakai teknik-teknik bertanya untuk mengembangkan pembelajaran siswa, perkembangan problem, dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi
  7. menerapkan penilaian autentik
Rujukan :
Media dan Metode Pembelajaran. Tautan : https://www.academia.edu/40093732/MEDIA_DAN_METODE_PEMBELAJARAN

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

10 Unsur Yang Terdapat Dalam Proses Pembelajaran

September 19, 2021
 Komponen Yang Terdapat Dalam Proses Pembelajaran 10 Komponen Yang Terdapat Dalam Proses Pembelajaran

BlogPendidikan.net
- Pada dasarnya pembelajaran ialah sebuah metode instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang salaing bergantung satu sama lain untuk meraih suatu tujuan pembelajaran.

Berikut 10 Komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran ialah selaku berikut :

1. Guru

Guru merupakan pelaku utama dalam pembelajaran tanpa adanya seorang guru pemeblajaran tidak akan dapat berlangsung, sehingga dalam hal ini guru menjadi salah satu unsur yang paling penting. Pembelajaran dibilang sukses bila seorang guru bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan efektif, dan seorang guru dapat melaksanakan rekayasa atau dimanipulasi komponen lain supaya menjadi berfariasi. Sementara dalam melaksanakan rekayasa pembelajaran, seorang guru harus berdasar pada kurikulum yang berlaku.

2. Peserta didik

Peserta ajar ialah komponen yang melaksanakan aktivitas berguru untuk menyebarkan peluangkemampuan menjadi nyata guna meraih tujuan mencar ilmu. Peserta asuh pun ialah komponen penting dalam pembelajaran alasannya adalah adanya penerima latih yang akan belajaran membuat pembelajaran akan menjadi interaktif antara guru dan peserta latih tersebut.

3. Tujuan

Tujuan dam pembelajaran ialah bagian yang penting, karna dengan adanya tujuan tersebut pembelajaran akan lebih terprogram supaya mampu tercapai. Tujuan juga menjadi dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan seni manajemen, bahan, media, dan penilaian pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran, penetuan tujuan ialah bagian yang pertama kali mesti dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran menjadi target yang ingi diraih dalam kegiatan pembelajaran.

4. Bahan pelajaran

Bahan pelajaran yaitu unsur kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran ialah inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan selaku proses penyampaian materi. Ada dua problem dalam penguasaan bahan pelajaran, yaitu penguasaan materi pelajaran pokok dan materi pelajaran tambahan.

Penguasaan bahan pelajaran pokok ialah materi pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran aksesori adalah materi pelajaran yang dapat membuka pengetahuan seorang guru semoga dalam mengajar dapat menunjang penyampaian materi pelajaran pokok. Dalam bahan asuh mesti disesuaikan dengan materi pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memperlihatkan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak latih. 

5. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar ialah inti aktivitas dalam pendidikan. Segala sesuatu yang sudah diprogramkan akan dilakukan dalam proses belajar mengajar. Dalam aktivitas berguru mengajar akan melibatkan semua bagian pengajaran, aktivitas mencar ilmu akan memilih sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan mampu diraih. Agar tujuan pembelajaran mampu dicapai secara maksimal, maka dalam memilih taktik pembelajaran perlu dirumuskan unsur aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran. Dalam kegiatan pemebelajaran disini mencakup proses interaksi antara guru dan peserta latih

6. Metode

Metode yakni cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Keberhasilan pembelajaran akan sungguh dipengaruhi oleh penyeleksian metode yang baik dan benar sesuai dengan kondisi, keadaan akseptor didik. Tidak akan mungkin seorang guru mampu melaksanakan pembelajaran tanpa adanya metode yang dipakai.

7. Alat

Alat yang dipakai dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat mempunyai fungsi selaku perhiasan. Alat dapat dibedakan menjadi dua yakni alat lisan mencakup suruhan, perintah, larangan dan lain-lain dan yang kedua yakni alat non verbal meliputi globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.

8. Sumber mencar ilmu

Sumber belajar ialah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau rujukan dimana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sumber berguru dapat dieroleh dari masyarakat, lingkungan dan kebudayaan. Sumber berguru 

9. Evaluasi

Evaluasi adalah komponen yang berfungsi untuk mengenali apakah tujuan yang sudah ditetapkan telah tercapai atau belum. Evaluasi dalam pembelajaran berfungsi sebagai umpan balik sejauh mana siswa sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik yakni salah satunya mampu dengan menggunakan tanya jawab kepada siswa atau juga memberi soal terkait bahan yang talah diajarkan, selaian itu penilaian juga sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah dipraktekkan.

10. Situasi atau lingkungan

Lingkungan yang akitannya dengan proses pembelajaran adalah suasana dan keadaan fisik (misalnya iklim, sekolah, letak sekolah dan lain-lain) dan kekerabatan antar sesama teman contohnya dengan sobat dan dengan orang lain.

Demikian perihal 10 Komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran, Semoga berguna dan terima kasih.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

10 Unsur Yang Terdapat Dalam Proses Pembelajaran

September 19, 2021
 Komponen Yang Terdapat Dalam Proses Pembelajaran 10 Komponen Yang Terdapat Dalam Proses Pembelajaran

BlogPendidikan.net
- Pada dasarnya pembelajaran ialah sebuah metode instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang salaing bergantung satu sama lain untuk meraih suatu tujuan pembelajaran.

Berikut 10 Komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran ialah selaku berikut :

1. Guru

Guru merupakan pelaku utama dalam pembelajaran tanpa adanya seorang guru pemeblajaran tidak akan dapat berlangsung, sehingga dalam hal ini guru menjadi salah satu unsur yang paling penting. Pembelajaran dibilang sukses bila seorang guru bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan efektif, dan seorang guru dapat melaksanakan rekayasa atau dimanipulasi komponen lain supaya menjadi berfariasi. Sementara dalam melaksanakan rekayasa pembelajaran, seorang guru harus berdasar pada kurikulum yang berlaku.

2. Peserta didik

Peserta ajar ialah komponen yang melaksanakan aktivitas berguru untuk menyebarkan peluangkemampuan menjadi nyata guna meraih tujuan mencar ilmu. Peserta asuh pun ialah komponen penting dalam pembelajaran alasannya adalah adanya penerima latih yang akan belajaran membuat pembelajaran akan menjadi interaktif antara guru dan peserta latih tersebut.

3. Tujuan

Tujuan dam pembelajaran ialah bagian yang penting, karna dengan adanya tujuan tersebut pembelajaran akan lebih terprogram supaya mampu tercapai. Tujuan juga menjadi dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan seni manajemen, bahan, media, dan penilaian pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran, penetuan tujuan ialah bagian yang pertama kali mesti dipilih oleh seorang guru, karena tujuan pembelajaran menjadi target yang ingi diraih dalam kegiatan pembelajaran.

4. Bahan pelajaran

Bahan pelajaran yaitu unsur kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi pelajaran ialah inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering terjadi proses pembelajaran diartikan selaku proses penyampaian materi. Ada dua problem dalam penguasaan bahan pelajaran, yaitu penguasaan materi pelajaran pokok dan materi pelajaran tambahan.

Penguasaan bahan pelajaran pokok ialah materi pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran aksesori adalah materi pelajaran yang dapat membuka pengetahuan seorang guru semoga dalam mengajar dapat menunjang penyampaian materi pelajaran pokok. Dalam bahan asuh mesti disesuaikan dengan materi pelajaran pokok yang dipegang agar dapat memperlihatkan motivasi kepada sebagian besar atau semua anak latih. 

5. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar ialah inti aktivitas dalam pendidikan. Segala sesuatu yang sudah diprogramkan akan dilakukan dalam proses belajar mengajar. Dalam aktivitas berguru mengajar akan melibatkan semua bagian pengajaran, aktivitas mencar ilmu akan memilih sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan mampu diraih. Agar tujuan pembelajaran mampu dicapai secara maksimal, maka dalam memilih taktik pembelajaran perlu dirumuskan unsur aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran. Dalam kegiatan pemebelajaran disini mencakup proses interaksi antara guru dan peserta latih

6. Metode

Metode yakni cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Keberhasilan pembelajaran akan sungguh dipengaruhi oleh penyeleksian metode yang baik dan benar sesuai dengan kondisi, keadaan akseptor didik. Tidak akan mungkin seorang guru mampu melaksanakan pembelajaran tanpa adanya metode yang dipakai.

7. Alat

Alat yang dipakai dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran alat mempunyai fungsi selaku perhiasan. Alat dapat dibedakan menjadi dua yakni alat lisan mencakup suruhan, perintah, larangan dan lain-lain dan yang kedua yakni alat non verbal meliputi globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.

8. Sumber mencar ilmu

Sumber belajar ialah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat atau rujukan dimana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sumber berguru dapat dieroleh dari masyarakat, lingkungan dan kebudayaan. Sumber berguru 

9. Evaluasi

Evaluasi adalah komponen yang berfungsi untuk mengenali apakah tujuan yang sudah ditetapkan telah tercapai atau belum. Evaluasi dalam pembelajaran berfungsi sebagai umpan balik sejauh mana siswa sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik yakni salah satunya mampu dengan menggunakan tanya jawab kepada siswa atau juga memberi soal terkait bahan yang talah diajarkan, selaian itu penilaian juga sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah dipraktekkan.

10. Situasi atau lingkungan

Lingkungan yang akitannya dengan proses pembelajaran adalah suasana dan keadaan fisik (misalnya iklim, sekolah, letak sekolah dan lain-lain) dan kekerabatan antar sesama teman contohnya dengan sobat dan dengan orang lain.

Demikian perihal 10 Komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran, Semoga berguna dan terima kasih.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Labels

Labels

Labels

Copyright © Blog Pendidikan. All rights reserved. Template by CB Blogger