2. Pemusatan Perhatian (focusing)
Untuk menghidupkan perhatian siswa kepada acara mencar ilmu mengajar, guru mampu melaksanakan teknik pemusatan perhatian. Beberapa teknik yang dapat dilaksanakan guru untuk memusatkan perhatian siswa ialah sebagai berikut:
a) Meminta anak untuk memperhatikan “coba amati…..”
b) Mengatur tekanan bunyi yang memiliki arti perlu menerima perhatian
c) Dengan memberikan pengetahuan atau rancangan yang penting
d) Dengan pengulangan pengungkapan
Dengan teknik-teknik tertentu, perhatian anak akan terpusat pada pengetahuan yang diharapkan guru untuk dikuasai.
3. Pemberian Waktu (pausing)
Untuk menarik minatsiswa dapat dilakukan dengan mengganti situasi menjadi sepi, dari sebuah aktivitas menjadi tanpa acara atau membisu, dari simpulan bagian pelajaran ke bagian selanjutnya. Dalam keahlian bertanya pertolongan waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi siswa derma waktu mampu dipakai untuk mengorganisasi jawabannya supaya menjadi lengkap.
4. Kontak Pandang
Kontak pandang yang menyeluruh menjadikan perasaan siswa bahwa dirinya mendapat perhatian guru. Bahkan siswa merasa diawasi guru. Maka dengan perhatian tersebut mampu mengurangi peluang siswa untuk menghindari berguru.
Kontak pandang dapat diartikan oleh siswa selaku sikap antusiasme guru dalam mengajar. Jika demikian perasaan siswa, maka tergugah motivasi belajarnya. Kebalikannya, jika pandangan guru tidak ditujukan pada siswa, maka perhatian anak akan menurun.
Begitu pula kontak pandang guru yang cuma tertuju pada siswa tertentu saja, maka mampu meringankan perhatian siswa yang lain. Kontak pandang mampu dijalankan dengan bervariasi.
Guru mampu melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bermacam-macam ditujukan terhadap golongan siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi tersebut dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan ketika-saat yang sempurna.
5. Gerakan anggota badan (gesturing)
Aspek yang sungguh penting dalam berkomunikasi salah satunya yaitu variasi dalam mulut muka guru, gerakan kepala, dan gerakan anggota tubuh. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
Ekspresi paras contohnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, memaksimalkan alis mata, untuk memberikan takjub, tercengang, atau heran. Gerakan kepala mampu dilaksanakan dengan bermacam-macam, misalnya menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk memberikan setuju atau sebaliknya.
Jari mampu digunakan memberikan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk mempesona perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti tidak, mengangkat kedua tangan keduanya dapat memiliki arti apa lagi.
6. Perubahan posisi
Perubahan posisi mampu dilakukan dengan gerakan mendekat atau menjauh, atau ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Guru yang selalu ada di tempat maupun hanya duduk di bangku saja akan kurang memberi motivasi pada siswa.
Dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu, guru dapat dengan segera memperhatikan pergeseran-perubahan situasi mencar ilmu siswa. Gerakan mendekati siswa dapat menyebabkan efek psikologi, sehingga dapat menjadikan kesan bersahabat dan hangat.