Saturday, September 25, 2021

Ada 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Mesti Diketahui

September 25, 2021
 Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum  Ada 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Harus Diketahui

BlogPendidikan.net
- Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 mempunyai karakteristik yang berlainan dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya. Terdapat 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan pada kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 ialah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini selaku bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya ialah kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, wawasan, dan kemampuan secara terpadu.

Hal ini senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum ialah pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan selaku pemikiran penyelenggara acara pembelajaran untuk meraih tujuan pendidikan tertentu.

Berikut 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Perlu Diketahui :

1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu

Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada permulaan pembelajaran guru tidak berupaya untuk memberi tahu siswa alasannya itu bahan pembelajaran tidak disuguhkan dalam bentuk selesai. Pada permulaan pembelajaran guru menghidupkan rasa ingin tahu siswa kepada sebuah fenomena atau fakta kemudian mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. 

Jika lazimnya aktivitas pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru senantiasa memulai dengan menghidangkan alat bantu pembelajaran untuk membuatkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.

2. Dari guru selaku satu-satunya sumber berguru menjadi mencar ilmu berbasis aneka sumber Pembelajaran berbasis sistem lingkungan

Dalam kegiatan pembelajaran membuka kesempatan kepada siswa sumber berguru seperti info dari buku siswa, internet, koran, majalah, acuan dari perpustakaan yang sudah disiapkan. 

Pada metode proyek, pemecahan dilema, atau inkuiri siswa mampu mempergunakan sumber berguru di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa mempergunakan sumber berguru di sekeliling lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan 

Penggunaan pendekatan ilmiah pergeseran ini menciptakan guru tidak hanya memakai sumber mencar ilmu tertulis sebagai satu-satunya sumber mencar ilmu siswa dan hasil berguru siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, desain acara, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kesanggupan mempraktikan sesuatu yang mampu dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil berguru, tetapi dari kegiatan dalam proses berguru. Yang dikembangkan dan dinilai ialah perilaku, pengetahuan, dan keterampilannya.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu

mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi unsur tata cara yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu ditaruh dalam tata cara yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan.

Oleh sebab itu guru perlu mendesain pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa tolong-menolong, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran tolong-menolong, biar beban berguru siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, acara yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban berguru berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.

6. Dari pembelajaran yang menekankan tanggapan tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi

Disini siswa berguru mendapatkan kebenaran tidak tunggul. Siswa menyaksikan awan yang sama di suatu kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berlawanan-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi bermacam-macam.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif

Pada waktu kemudian pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk ekspresi guru, fakta disuguhkan dalam bentuk berita mulut, kini siswa mesti lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang menciptakan siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa mencar ilmu tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra yang lain.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan fisikal (hardskills) dan keahlian mental (softskills)

hasil mencar ilmu pada rapor tidak cuma melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, namun menyajikan berita menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keahlian membaca, menulis, berbicara, mendengar yang merefleksikan keahlian berpikirnya. Keterampilan mampu juga dalam bentuk kegiatan dalam menghasilkan karya, hingga pada kemampuan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai usulan dan yang yang lain.

9. Pembelajaran yang memprioritaskan pembudayaan dan pemberdayaan siswa selaku pembelajar sepanjang hayat

Ini memerlukan guru untuk menyebarkan pembiasaan sejak dini untuk melakukan norma yang baik sesuai dengan budaya penduduk setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan mempunyai kesanggupan untuk menyesuaikan dengan dengan keperluan mengikuti keadaan pada lingkungan global.

Kebiasaan membaca, menulis, memakai teknologi, bicara yang santun ialah aktivitas yang tidak cuma dibutuhkan dalam budaya lokal, namun berfaedah untuk bersaing dalam ruang lingkup global.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan menyebarkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)

Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi acuan, memberi acuan bagaimana hidup senantiasa belajar, hidup patuh melakukan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi pola, di tengah siswa menjadi sahabat belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh membuatkan pontensi dirinya secara maksimal.

11. Pembelajaran berjalan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan mempergunakan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.

12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa semua orang ialah guru, semua orang adalah siswa, dan di mana saja ialah kelas

Prinsip ini pertanda bahwa ruang mencar ilmu siswa tidak cuma dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa mencar ilmu. Lingkungan sekolah sebagai ruang berguru yang sungguh ideal untuk menyebarkan kompetensi siswa. Oleh alasannya adalah itu pembelajaran
hendaknya dapat berbagi metode yang terbuka.

13. Pemanfaatan teknologi isu dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Di sini sekolah perlu memajukan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa mampu berguru dari siapa saja. Yang terpenting mereka mesti mampu menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan perlindungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi niscaya daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa

Cita-cita, latar belakang keluarga, cara menerima pendidikan di rumah, cara pandang, cara berguru, cara berpikir, keyakinan siswa berlawanan-beda. Oleh alasannya adalah itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu selaku kekayaan yang potensial dan indah bila dikembangkan menjadi kesatuan yang mempunyai komponen keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kerja sama, dan biarkan siswa berkembang menurut potensinya masing-masing dalam koloborasi kelompoknya.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Thanks for reading Ada 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Mesti Diketahui

Related Posts

Your Comments

No comments:

Post a Comment

Labels

Labels

Labels

Copyright © Blog Pendidikan. All rights reserved. Template by CB Blogger