BlogPendidikan.net - Pembelajaran kontekstual yakni proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, dalam arti bahwa apa yang mau dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sehingga wawasan yang akan diperoleh siswa yakni wawasan yang utuh yang mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan semirip mungkin dengan suasana “dunia aktual”. Melalui pembelajaran kontekstual dapat menolong guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan suasana konkret, sehingga mampu menolong siswa untuk mengerti bahan pelajaran.
Suprijono, menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan rancangan yang menolong guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia konkret dan mendorong siswa membuat kekerabatan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka selaku anggota keluarga dan masyarakat.
Penjelasan ini dapat dikenali bahwa pembelajaran kontekstual yakni strategi yang digunakan guru untuk memberikan bahan pelajaran melalui proses memberikan dukungan kepada siswa dalam mengetahui makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya penduduk .
Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada wawasan dan pengalaman atau dunia faktual, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan problem, siswa mencar ilmu menggembirakan, menggembirakan, tidak membosankan, dan memakai banyak sekali sumber belajar.
Pembelajaran kontekstual mempunyai beberapa prinsip dasar. Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran kontekstual ialah sebagai berikut :
Pertama; saling ketergantungan, artinya prinsip ketergantungan merumuskan bahwa kehidupan ini merupakan sebuah tata cara. Lingkungan belajar ialah tata cara yang mengitegrasikan banyak sekali unsur pembelajaran dan komponen tersebut saling mempengaruhi secara fungsional.
Kedua; diferensiasi, yakni merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam dari realitas kehidupan di sekeliling siswa. Keanekaragaman mendorong berpikir kritis siswa untuk memperoleh relasi di antara entitas-entitas yang bervariasi itu. Siswa mampu mengerti makna bahwa perbedaan itu rahmat.
Ketiga; pengaturan diri, artinya prinsip ini mendorong pentingnya siswa mengeluarkan seluruh kesempatanyang dimilikinya. Ketika siswa menghubungkan bahan akademik dengan konteks keadaan langsung mereka, siswa terlibat dalam aktivitas yang mengandung prinsip pengaturan diri.
Selanjutnya, Sumiati dan Asra, menjelaskan secara rinci prinsip pembelajaran kontekstual selaku berikut :
- menekankan pada pemecaham problem
- mengenal kegiatan mengajar terjadi pada banyak sekali konteks mirip rumah, penduduk , dan daerah kerja
- mengajar siswa untuk mengawasi dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi pembelajar yang aktif dan terkendali
- menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa
- mendorong siswa belajar satu dengan yang lain dan berguru bantu-membantu
- memakai evaluasi asli.
Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual yang perlu diamati guru, adalah :
- merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental sosial
- membentuk golongan yang saling bergantung
- menawarkan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang mampu berdiri diatas kaki sendiri
- memikirkan keanekaragaman siswa
- menimbang-nimbang multi intelegensi siswa
- memakai teknik-teknik bertanya untuk mengembangkan pembelajaran siswa, perkembangan problem, dan ketrampilan berpikir tingkat tinggi
- menerapkan penilaian autentik
Rujukan :
Media dan Metode Pembelajaran. Tautan : https://www.academia.edu/40093732/MEDIA_DAN_METODE_PEMBELAJARAN
Sumber https://www.blogpendidikan.net/
Thanks for reading Prinsip-Prinsip Dalam Pembelajaran Kontekstual
No comments:
Post a Comment