Saturday, September 25, 2021

Ada 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Mesti Diketahui

September 25, 2021
 Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum  Ada 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Harus Diketahui

BlogPendidikan.net
- Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 mempunyai karakteristik yang berlainan dari pelaksanaan kurikulum sebelumnya. Terdapat 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan pada kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 ialah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini selaku bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya ialah kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, wawasan, dan kemampuan secara terpadu.

Hal ini senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum ialah pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang digunakan selaku pemikiran penyelenggara acara pembelajaran untuk meraih tujuan pendidikan tertentu.

Berikut 14 Prinsip Dalam Pembelajaran Kurikulum 2013 Yang Perlu Diketahui :

1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu

Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada permulaan pembelajaran guru tidak berupaya untuk memberi tahu siswa alasannya itu bahan pembelajaran tidak disuguhkan dalam bentuk selesai. Pada permulaan pembelajaran guru menghidupkan rasa ingin tahu siswa kepada sebuah fenomena atau fakta kemudian mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. 

Jika lazimnya aktivitas pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru senantiasa memulai dengan menghidangkan alat bantu pembelajaran untuk membuatkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.

2. Dari guru selaku satu-satunya sumber berguru menjadi mencar ilmu berbasis aneka sumber Pembelajaran berbasis sistem lingkungan

Dalam kegiatan pembelajaran membuka kesempatan kepada siswa sumber berguru seperti info dari buku siswa, internet, koran, majalah, acuan dari perpustakaan yang sudah disiapkan. 

Pada metode proyek, pemecahan dilema, atau inkuiri siswa mampu mempergunakan sumber berguru di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa mempergunakan sumber berguru di sekeliling lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.

3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan 

Penggunaan pendekatan ilmiah pergeseran ini menciptakan guru tidak hanya memakai sumber mencar ilmu tertulis sebagai satu-satunya sumber mencar ilmu siswa dan hasil berguru siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, desain acara, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kesanggupan mempraktikan sesuatu yang mampu dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.

4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil berguru, tetapi dari kegiatan dalam proses berguru. Yang dikembangkan dan dinilai ialah perilaku, pengetahuan, dan keterampilannya.

5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu

mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi unsur tata cara yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu ditaruh dalam tata cara yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan.

Oleh sebab itu guru perlu mendesain pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa tolong-menolong, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran tolong-menolong, biar beban berguru siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, acara yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban berguru berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.

6. Dari pembelajaran yang menekankan tanggapan tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi

Disini siswa berguru mendapatkan kebenaran tidak tunggul. Siswa menyaksikan awan yang sama di suatu kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berlawanan-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi bermacam-macam.

7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif

Pada waktu kemudian pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk ekspresi guru, fakta disuguhkan dalam bentuk berita mulut, kini siswa mesti lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang menciptakan siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa mencar ilmu tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra yang lain.

8. Peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan fisikal (hardskills) dan keahlian mental (softskills)

hasil mencar ilmu pada rapor tidak cuma melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, namun menyajikan berita menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keahlian membaca, menulis, berbicara, mendengar yang merefleksikan keahlian berpikirnya. Keterampilan mampu juga dalam bentuk kegiatan dalam menghasilkan karya, hingga pada kemampuan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai usulan dan yang yang lain.

9. Pembelajaran yang memprioritaskan pembudayaan dan pemberdayaan siswa selaku pembelajar sepanjang hayat

Ini memerlukan guru untuk menyebarkan pembiasaan sejak dini untuk melakukan norma yang baik sesuai dengan budaya penduduk setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan mempunyai kesanggupan untuk menyesuaikan dengan dengan keperluan mengikuti keadaan pada lingkungan global.

Kebiasaan membaca, menulis, memakai teknologi, bicara yang santun ialah aktivitas yang tidak cuma dibutuhkan dalam budaya lokal, namun berfaedah untuk bersaing dalam ruang lingkup global.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan menyebarkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)

Di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi acuan, memberi acuan bagaimana hidup senantiasa belajar, hidup patuh melakukan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi pola, di tengah siswa menjadi sahabat belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh membuatkan pontensi dirinya secara maksimal.

11. Pembelajaran berjalan di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan mempergunakan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.

12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa semua orang ialah guru, semua orang adalah siswa, dan di mana saja ialah kelas

Prinsip ini pertanda bahwa ruang mencar ilmu siswa tidak cuma dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa mencar ilmu. Lingkungan sekolah sebagai ruang berguru yang sungguh ideal untuk menyebarkan kompetensi siswa. Oleh alasannya adalah itu pembelajaran
hendaknya dapat berbagi metode yang terbuka.

13. Pemanfaatan teknologi isu dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Di sini sekolah perlu memajukan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa mampu berguru dari siapa saja. Yang terpenting mereka mesti mampu menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan perlindungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi niscaya daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya.

14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa

Cita-cita, latar belakang keluarga, cara menerima pendidikan di rumah, cara pandang, cara berguru, cara berpikir, keyakinan siswa berlawanan-beda. Oleh alasannya adalah itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu selaku kekayaan yang potensial dan indah bila dikembangkan menjadi kesatuan yang mempunyai komponen keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kerja sama, dan biarkan siswa berkembang menurut potensinya masing-masing dalam koloborasi kelompoknya.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/
Teladan Angket Penilaian Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Dan Aktifitas Guru

Teladan Angket Penilaian Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Dan Aktifitas Guru

September 25, 2021

Contoh Lembar Monitoring dan Pengamatan Orang Tua Selama BDR : UNDUH

Contoh Format Penilaian Siswa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) : UNDUH

Pembiasaan Guru, Alokasi Waktu, Jurnal Guru Mengajar dan Jurnal Harian Dalam Buku Kerja Guru : UNDUH

Lembar Kerja Siswa (LKS) Belajar Dari Rumah dan PJJ Kelas 1 - 6 Sekolah Dasar : UNDUH

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan informasi terupdate tentang guru dan pendidikan). Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Contoh Format Kartu Soal Pilihan Ganda Dan Uraian Dalam Buku Kerja Guru

September 25, 2021
Contoh Format Kartu Soal Pilihan Ganda dan Uraian dalam Buku Kerja Guru Contoh Format Kartu Soal Pilihan Ganda dan Uraian dalam Buku Kerja Guru
BlogPendidikan.net
- Kartu soal ialah suatu matriks yang ditujukan untuk memudahkan pembuat soal menyusun soal menurut Kompetensi Dasar pembelajaran, level kognitif, materi, dan indikator soal sesuai yang sudah disepakati pada kisi-kisi penyusunan soal. Kartu soal ialah matriks yang terpisah dari kisi-kisi soal.

Mengapa Kartu Soal Penting?

Apakah penting kartu soal? Jawabannya yaitu sungguh penting. Penilaian di satuan pendidikan mesti menyanggupi beberapa prinsip sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016. 

Berikut Prinsip evaluasi tersebut yaitu selaku berikut :
  1. Sahih, bermakna penilaian didasarkan pada data yang  mencerminkan kemampuan yang diukur. 
  2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada mekanisme dan  standar yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai
  3. Adil, bermakna penilaian tidak menguntungkan atau merugikan akseptor didik sebab berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, budpekerti istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
  4. Terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari acara pembelajaran.
  5. Terbuka, berarti prosedur evaluasi, patokan evaluasi, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
  6. Menyeluruh dan berkesinambungan, bermakna evaluasi mencakup semua aspek  kompetensi dengan menggunakan banyak sekali teknik evaluasi yang tepat, untuk memantau dan menganggap perkembangan kemampuan peserta latih.
  7. Sistematis, memiliki arti penilaian dijalankan secara bermaksud dan bertahap dengan mengikuti tindakan baku.
  8. Beracuan patokan, mempunyai arti evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
  9. Akuntabel, mempunyai arti evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari sisi mekanisme, mekanisme, teknik, maupun balasannya.
Berikut ini BlogPendidikan.net akan mengembangkan wacana format kartu soal opsi ganda dan uraian yang terdapat dalam buku kerja guru. Bisa Anda unduh pada tautan dibawah ini.

Contoh Format Kartu Soal Pilihan Ganda dan Uraian dalam Buku Kerja Guru : UNDUH

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan berita terupdate perihal guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Friday, September 24, 2021

6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Mampu Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

September 24, 2021
 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa 6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

BlogPendidikan.net
- Untuk meraih hasil yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran, pastinya guru dituntut mempunyai trik atau mampu dikatakan kombinasi dan gaya mengajar yang mampu membangkitkan semangat, motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Variasi dan gaya guru mengajar sangat penting dalam pembelajaran jika mengajar hanya ala kadarnya saja dijamin kebosanan akan menghampiri siswa.

Tentang Variasi Gaya Guru Mengajar

Variasi yaitu tindakan guru dalam konteks berguru mengajar yang bermaksud menangani kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa selalu memberikan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.

Gaya mengajar guru merupakan cara atau metode yang digunakan guru dikala sedang melakukan pengajaran untuk menanggulangi siswa supaya tidak merasa bosan dalam proses mencar ilmu mengajar. Pada dasarnya gaya mengajar yang dimiliki guru ialah strategi yang dipakai guru untuk mentransfer info yang diberikan terhadap siswa supaya siswa memiliki motivasi belajar. Gaya mengajar ialah salah satu hal yang sungguh memilih keberhasilan sebuah proses pembelajaran.

Berikut 6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Penting Diterapkan dalam Proses Pembelajaran :

1. Variasi Suara

Dalam proses belajar mengajar mampu saja akan terjadi kurangnya perhatian siswa yang disebabkan oleh bunyi guru, mungkin terlalu lemah sehingga suaranya tidak bisa didengar oleh seluruh siswa, atau pengungkapan kalimat yang kurang terperinci. Guru yang baik akan cekatan menertibkan volume suaranya, sehingga pesan mampu mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa.

Guru harus mampu mengendalikan suaranya kapan mesti mengeraskan suara, dan kapan mesti melemahkan suaranya. Guru juga akan mampu mengendalikan irama suara sesuai dengan isi pesan yang ingin disampaikan. Melalui intonasi dan pengaturan suara yang bagus mampu menciptakan siswa kasar dalam belajar, sehingga proses berguru mengajar tidak membosankan.

2. Pemusatan Perhatian (focusing)

Untuk menghidupkan perhatian siswa kepada acara mencar ilmu mengajar, guru mampu melaksanakan teknik pemusatan perhatian. Beberapa teknik yang dapat dilaksanakan guru untuk memusatkan perhatian siswa ialah sebagai berikut:
a) Meminta anak untuk memperhatikan “coba amati…..”
b) Mengatur tekanan bunyi yang memiliki arti perlu menerima perhatian
c) Dengan memberikan pengetahuan atau rancangan yang penting
d) Dengan pengulangan pengungkapan 
Dengan teknik-teknik tertentu, perhatian anak akan terpusat pada pengetahuan yang diharapkan guru untuk dikuasai.

3. Pemberian Waktu (pausing)

Untuk menarik minatsiswa dapat dilakukan dengan mengganti situasi menjadi sepi, dari sebuah aktivitas menjadi tanpa acara atau membisu, dari simpulan bagian pelajaran ke bagian selanjutnya. Dalam keahlian bertanya pertolongan waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan. Bagi siswa derma waktu mampu dipakai untuk mengorganisasi jawabannya supaya menjadi lengkap.

4. Kontak Pandang

Kontak pandang yang menyeluruh menjadikan perasaan siswa bahwa dirinya mendapat perhatian guru. Bahkan siswa merasa diawasi guru. Maka dengan perhatian tersebut mampu mengurangi peluang siswa untuk menghindari berguru.

Kontak pandang dapat diartikan oleh siswa selaku sikap antusiasme guru dalam mengajar. Jika demikian perasaan siswa, maka tergugah motivasi belajarnya. Kebalikannya, jika pandangan guru tidak ditujukan pada siswa, maka perhatian anak akan menurun. 

Begitu pula kontak pandang guru yang cuma tertuju pada siswa tertentu saja, maka mampu meringankan perhatian siswa yang lain. Kontak pandang mampu dijalankan dengan bervariasi. 

Guru mampu melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bermacam-macam ditujukan terhadap golongan siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi tersebut dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan ketika-saat yang sempurna.

5. Gerakan anggota badan (gesturing)

Aspek yang sungguh penting dalam berkomunikasi salah satunya yaitu variasi dalam mulut muka guru, gerakan kepala, dan gerakan anggota tubuh. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. 

Ekspresi paras  contohnya tersenyum, mengerutkan dahi, cemberut, memaksimalkan alis mata, untuk memberikan takjub, tercengang, atau heran. Gerakan kepala mampu dilaksanakan dengan bermacam-macam, misalnya menganggukkan, menggeleng, mengangkat atau merendahkan kepala untuk memberikan setuju atau sebaliknya.

Jari mampu digunakan memberikan ukuran, jarak arah ataupun menjentik untuk mempesona perhatian. Menggoyangkan tangan dapat berarti tidak, mengangkat kedua tangan keduanya dapat memiliki arti apa lagi.

6. Perubahan posisi

Perubahan posisi mampu dilakukan dengan gerakan mendekat atau menjauh, atau ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Guru yang selalu ada di tempat maupun hanya duduk di bangku saja akan kurang memberi motivasi pada siswa.

Dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu, guru dapat dengan segera memperhatikan pergeseran-perubahan situasi mencar ilmu siswa. Gerakan mendekati siswa dapat menyebabkan efek psikologi, sehingga dapat menjadikan kesan bersahabat dan hangat.

Itu ia tentang 6 Variasi Gaya Guru Mengajar Yang Bisa Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, agar berfaedah dan terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan isu terupdate perihal guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

7 Teknik Bertanya Dengan Pertanyaan Pelacak Yang Dilakukan Guru Kepada Siswa

September 24, 2021
 Teknik Bertanya Dengan Pertanyaan Pelacak Yang Dilakukan Guru Terhadap Siswa 7 Teknik Bertanya Dengan Pertanyaan Pelacak Yang Dilakukan Guru Terhadap Siswa

BlogPendidikan.net
- Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru mesti menguasai keterampilan mengajukan pertanyaan dasar. Bahwa yang dimaksud dengan keahlian mengajukan pertanyaan dasar yakni pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan informasi atau gosip dari siswa. Untuk menindaklanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan selanjutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.

Dengan demikian, pertanyaan lanjut yaitu kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) ialah mengorek atau mengungkapkan kesanggupan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). 

Keberhasilan mengembangkan kesanggupan berfikir yang dijalankan lewat bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang dikembangkan melalui penggunaan pertanyaan dasar.

Kemampuan mengajukan pertanyaan lanjut selaku kelanjutan dari mengajukan pertanyaan dasar lebih memprioritaskan usaha menyebarkan kesanggupan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan bicara biar lebih aktif dan kritis mengembangkan kesanggupan berfikirnya.

Sementara untuk teknik pertanyaan guru terhadap siswa harus benar-benar berkonsentrasi pada bahan yang diajarkan atau materi yang di presentasikan dikala diskusi golongan. Pertanyaan guru tersebut untuk melacak kebenaran dan keabsahan balasan dari siswa, salah satunya dengan memberikan pola dari balasan yang disampaikan oleh siswa

Berikut 7 teknik bertanya dengan pertanyaan pelacak yang mampu digunakan oleh seorang guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran ialah :

1. Klarifikasi

Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang tepat, maka guru menunjukkan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan atau dengan kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik atau memerintahkan siswa untuk mengulang jawabannya dengan kata yang lebih lugas.

Contoh: Dapatkah kau menerangkan sekali lagi apa yang kamu maksud?

2. Meminta Siswa Memberikan Alasan

Guru dapat meminta siswa untuk memperlihatkan bukti yang menunjang kebenaran suatu pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan. 

Contoh: Mengapa kamu menyampaikan demikian?

3. Meminta Kesepakatan Pandangan

Guru menawarkan peluang kepada siswa-siswa yang lain untuk menyatakan persetujuan atau penolakan siswa serta menunjukkan alasan-karena terhadap suatu pandangan yang diungkapkan oleh seorang siswa, dengan maksud supaya diperoleh persepsi yang benar dan dapat diterima oleh semua pihak.

Contoh: Siapa oke dengan balasan itu? Mengapa?

4. Meminta Ketepatan Jawaban

Jika balasan siswa belum sempurna guru mampu meminta siswa untuk meninjau kembali balasan itu semoga diperoleh tanggapan yang tepat atau guru dapat menggunakan sistem perlindungan pertanyaan dengan tata cara bergilir.

5. Meminta Jawaban Yang Lebih Relevan

Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menganggap kembali jawabannya atau mengemukakan kembali jawabannya menjadi lebih berhubungan .

6. Meminta Contoh

Jika ada balasan dari siswa yang kurang terang maka guru dapat meminta siswa untuk memberikan gambaran atau teladan yang kasatmata.

Contoh: Dapatkah kau memberi satu atau beberapa teladan dari jawabanmu?

7. Meminta Jawaban Yang Lebih Kompleks

Guru menawarkan klarifikasi biar tanggapan siswa menjadi lebih kompleks dan mampu menemukan ide-inspirasi penting yang lain.

Contoh: Dapatkah kau menawarkan penjelasan yang lebih luas lagi dari ilham yang dikatakan tadi?

Ok, Itu ia 7 Teknik Bertanya dengan Pertanyaan Pelacak Yang Dilakukan Guru Kepada Siswa, Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan isu terupdate wacana guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Pola Soal Latihan Akm Numerasi Dan Literasi

September 24, 2021
Contoh Soal Latihan AKM Numerasi dan Literasi Contoh Soal Latihan AKM Numerasi dan Literasi

BlogPendidikan.net
- Asesmen Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih sebab merupakan kemampuan atau kompetensi yang fundamental dan diharapkan oleh semua murid, terlepas dari profesi dan citacitanya di kala depan. Literasi dan numerasi juga ialah kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran.

Kemampuan membaca yang diukur lewat AKM Literasi sebaiknya dikembangkan tidak cuma melalui pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. Kemampuan berpikir logis-sistematis yang diukur lewat AKM Numerasi juga semestinya dikembangkan lewat aneka macam pelajaran. Dengan  mengukur literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata pelajaran untuk berkonsentrasi pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis sistematis.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dikerjakan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi murid. Pengertian minimum untuk memberikan literasi membaca dan numerasi ialah kompetensi yang setidak-tidaknya harus dimiliki untuk seseorang dapat berfungsi secara produktif dalam kehidupan.

Konten yang diukur bersifat esensial serta berkesinambungan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua konten pada kurikulum diujikan. Istilah minimum juga memaknai bahwa konten yang diukur bukanlah seluruh konten pada kurikulum tetapi konten yang esensial.


Berikut teladan soal latihan AKM Numerasi dan Literasi :

Sekolah Dasar Kelas 6 Contoh Soal Numerasi :

A. Bilangan

1. Representasi
  • Memahami bilangan lingkaran, terutama bilangan bundar negatif. (4 Soal) : CONTOH SOAL
  • Menyatakan bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma dan persentase dalam bentuk bagian, atau sebaliknya. (4 Soal) : CONTOH SOAL
  • Mengetahui posisi bilangan desimal dengan dua angka di belakang koma pada garis bilangan serta posisi bilangan bundar tergolong bilangan lingkaran negatif (4 Soal) : CONTOH SOAL
2. Sifat Urutan
  • Mengurutkan beberapa bilangan yang dinyatakan dalam bentuk berlawanan. (3 Soal) : CONTOH SOAL
3. Operasi
  • Menghitung hasil penjumlahan/penghematan/perkalian/pembagian bagian atau bilangan desimal, termasuk menjumlah kuadrat dan kubik dari sebuah bilangan desimal dengan satu angka di belakang koma. Serta Operasi pada bilangan lingkaran termasuk bilangan bulat negatif (12 Soal) : CONTOH SOAL
B. Geometri dan Pengukuran

1. Bangun Geometri
  • Menghitung luas bangun datar (mungkin komposit). (1 Soal) : CONTOH SOAL
  • Mengenal limas, kerucut, dan bola (1 Soal) : CONTOH SOAL
2. Pengukuran
  • Mengenal dan menggunakan satuan kecepatan dan debit. (5 Soal) : CONTOH SOAL
C. Aljabar
  • Persamaan dan Pertidaksamaan Menyelesaikan persamaan linier 1 variabel (misal 2x + 3 = 7). (8 Soal) : CONTOH SOAL
  • Relasi dan Fungsi (termasuk Pola Bilangan) Menentukan suku ke-n pada sebuah acuan bilangan sederhana. (1 Soal) : CONTOH SOAL
  • Rasio dan Proporsi Menggunakan rasio/skala untuk menentukan nilai/bilangan yang tidak diketahui. (1 Soal) : CONTOH SOAL
D. Data dan Ketidakpastian

1. Data dan Representasinya
  • Membaca (= memetik gosip dari) data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, dan diagram lingkaran (termasuk pula cara pengumpulan data dan cara penyajiannya) (3 Soal) : CONTOH SOAL
SD Kelas 5 - 6 Contoh Soal Literasi :

A. Menemukan Informasi

Mengakses dan mencari berita dalam teks
  • Menemukan isu tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana) pada teks sastra atau teks isu yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (10 Soal) : CONTOH SOAL
B. Memahami

1. Memahami teks secara literal
  • Mengidentifikasi pergantian dalam elemen intrinsik (insiden/huruf/setting/pertentangan/alur dongeng) pada teks sastra sesuai jenjangnya. (6 Soal) : CONTOH SOAL
2. Menyusun inferensi, menciptakan koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks jamak
  • Menyimpulkan perasaan dan sifat tokoh serta elemen intrinsik lain seperti latar kisah, peristiwa-kejadian dalam dongeng menurut info rinci di dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (4 Soal) : CONTOH SOAL
  • Menyusun inferensi (kesimpulan) menurut unsur-unsur penunjang (grafik, gambar, tabel, dll) di dalam teks sastra atau teks isu sesuai jenjangnya. (2 Soal) : CONTOH SOAL
  • Membandingkan hal-hal utama (misalnya huruf tokoh atau bagian intrinsik lain) dalam teks sastra yang terus meningkat sesuai jenjangnya. (1 Soal) : CONTOH SOAL
C. Mengevaluasi dan merefleksi

1. Menilai format penyuguhan dalam teks
  • Menilai kesesuaian antara ilustrasi dengan isi teks sastra atau teks gosip yang terus meningkat sesuai sesuai jenjangnya. : CONTOH SOAL
2. Merefleksi isi perihal untuk pengambilan keputusan, memutuskan pilihan, dan mengaitkan isi teks terhadap pengalaman langsung
  • Merefleksi wawasan gres yang diperoleh dari teks sastra atau teks informasi terhadap pengetahuan yang dimiliknya yang terus berkembangsesuai jenjangnya. (1 Soal) : CONTOH SOAL
Demikian wacana pola soal dan latihan soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Numerasi dan Literasi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan isu terupdate perihal guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

11 Cara Menumbuhkan Motivasi Mencar Ilmu Siswa Dengan Cepat Dan Gampang

September 24, 2021
 Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Cepat dan Mudah 11 Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Cepat dan Mudah

BlogPendikan.net
- Keberhasilan mencar ilmu siswa dapat ditentukan oleh motivasi berguru yang dimiliki. Siswa yang memiliki motivasi berguru tinggi condong prestasinya akan tinggi pula, sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah, akan rendah pula prestasi belajarnya. 

Motivasi mencar ilmu yakni dorongan yang berpengaruh pada diri siswa, baik berbentukminat atau kemampuan mencar ilmu keaktifan berguru, tujuan atau kehendak berguru, dorongan guru atau orang tua dan sahabat maupun akomodasi keluarganya dalam proses berguru mengajar sehingga tujuan yang diinginkan tercapai secara optimal.

Makara motivasi mencar ilmu yakni adanya dorongan atau kehendak kemauan untuk melaksanakan acara mencar ilmu dalam rangka mencapai tujuan.

Berikut 11 Cara dan Bentuk Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Cepat dan Mudah (Sardiman) ialah :

1. Memberi Angka

Angka dalam hal ini selaku simbol dari nilai aktivitas belajarnya. Banyak siswa berguru justru untuk meraih nilai yang baik. Sehingga siswa umumnya yang dikejar yakni nilai ulangan atau nilai raport yang angkanya yang baik.

2. Hadiah

Hadiah dapat dibilang sebagai motivasi. Misalnya guru prospektif hadiah bagi siswanya yang sukses mencapai angka persyaratan, atau sukses menjawab pertanyaan. Akan tetapi, pinjaman hadiah harus di batasi juga, alasannya adalah jangan sampai memberi kado menjadi kebiasaan jelek. Dimana siswa hanya akan mau mendapatkan nilai tinggi atau menjawab pertanyaan guru jikalau cuma diberi hadiah.

3. Saingan atau Kompetisi

Saingan atau persaingan mampu dipakai sebagai alat motivasi untuk mendorong semangat berguru siswa. Persaingan, baik individu maupun kelompok mampu memajukan prestasi belajar.

4. Ego Involvement

Guru harus menumbuhkan kesadaran pada siswanya supaya merasakan dan menyadari betapa pentingnya tugas dan mendapatkannya sebagai tantangan yang mesti teratasi. Sehingga siswa akan berupaya dengan segenap tenaga untuk meraih prestasi yang baik dengan mempertahankan harga dirinya. Penyelesaian peran yakni kebanggaan dan harga diri.

5. Memberi Ulangan

Siswa akan menjadi giat belajar bila mengetahui aka nada ulangan. Sehingga memberi ulangan ialah fasilitas motivasi. Tetapi yang mesti diingat guru ialah tidak terlampau sering menawarkan ulangan alasannya bisa membosankan dan bersifat kegiatan rutin.

6. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaannya, akan mendorong siswa biar lebih giat lagi dalam berguru. Semakin mengenali bahwa hasil berguru meningkat, maka ada motivasi diri siswa untuk berguru dengan cita-cita jadinya terus bertambah.

7. Pujian

Pujian yaitu bentuk motivasi yang bagus dan positif akan memupuk situasi yang menggembirakan dan memajukan gairah belajar. Yang perlu diamati guru yakni ketepatan dalam memberi pujian, Karena kebanggaan bisa juga berpengaruh negatif di mana bisa menimbulkan siswa angkuh, memandang remeh sahabat-sahabat yang lain, dan membuatnya besar kepala.

8. Hukuman

Hukuman tidak selamanya berdampak negatif bila diberikan pada dikala yang tepat dengan alasan yang terang, dan dengan jenis eksekusi yang logis sesuai dengan kesalahannya. Hukuman yang demikian akan menimbulkan siswa menyadari kesalahannya dan menimbulkan gairah untuk mengubahnya dan memajukan prestasi belajarnya.

9. Minat

Minat merupakan instrumen motivasi yang kedua sehabis keperluan. Proses mencar ilmu akan berlangsung dengan baik bila dilandasi minat untuk mencar ilmu.

10. Hasrat Untuk Belajar

Hasrat untuk belajar ialah sesuatu yang timbul dalam diri siswa, yang menimbulkan siswa mau belajar lebih ulet lagi.

11. Tujuan Yang Diakui

Tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa ialah instrumen motivasi yang sungguh penting. Sebab, dengan memahami tujuan yang harus diraih, maka akan muncul gairah untuk terus mencar ilmu dengan ulet dan tekun.

Demikian tentang 11 Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Cepat dan Mudah, agar menawarkan faedah dan jangan lupa menyebarkan. Terima kasih.

Ikuti BlogPendidikan.net pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan informasi terupdate perihal guru dan pendidikan) Klik tanda  (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.

Sumber https://www.blogpendidikan.net/

Labels

Labels

Labels

Copyright © Blog Pendidikan. All rights reserved. Template by CB Blogger